Selasa, 13 Januari 2015

Dalam Diam



“kakak, air mata yang jatuh akan pergi ke mana?”
Ia akan berubah rupa, menguap dan terkumpul di awan, nanti ia turunkan kebahagiaan lewat hujan tawa atau hujan rasa untukmu.

“Kakak, kemana perginya hari kemarin?”
Ia berada di salah satu laci dikepalamu.

“Kakak, aku ingin berdoa untuknya, apa dia perlu tahu?”
Doakan dia diam-diam, yang terbaik akan berbicara pada jalanmu.

“ Kaka, aku lelah”
Wajar, asal kamu tidak lelah karena terlalu diam… atau berjalan mundur.

“Kakak, aku ingin menjadi bayi, mengulang semua dari awal lagi.”
Setiap pagi saat kau membuka mata, sebenarnya ada celah waktu yang membuatmu terlahir kembali.

Berdoalah dalam diam, lebur benci yang mendalam, maafkan apapun, lalu biarkan matamu terpejam. Esok, kau akan seringan bayi. Kini tidurlah.

Lalu aku berjalan perlahan keluar dan menutup pintu. Aku melihat keluar jendela.
Ketika malam jatuh ke mataku,
Ada keheningan yang menjadi saksi,
Bahwa dalam diam aku masih mendoakanmu.
Dan dalam diam, ada seorang juga yang mendoakanmu.

Well, sadgenic Rahne putri
Kutip bagian ini,
“ Kaka, aku lelah”
Wajar, asal kamu tidak lelah karena terlalu diam… atau berjalan mundur.
aku mengartikannya : bergeraklah sekalipun masa lalu pahit sekali. Bergeraklah karena diam bisa mematikan, karena diam sama saja mati sebelum waktunya.  Maka, teruslah bergerak.

Move move and move ....

Harusnya ini yang aku lakukan sejak dulu,
Berjalan jauh melangkah maju bukan berjalan mundur dengan iringan masa lalu..
Aku lelah membayangkan sesuatu yang indah namun tak sama dengan kenyataan ..
Sebab itu menyakitkan,
Aku hanya ingin ke indahan yang tanpa alasan namun tak terbayangkan ...
Itu amazing ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar